Judulnya postingannya mantap ya?
Ini artinya bukan dalam perjalanan
terus shalat ied di tengah perjalanan tapi ini murni shalat di tengah jalan
beneran. Berapa orang yang mengatakan ini biasa? Tapi bagiku ini luar biasa.
Karena kalau di Pacitan, aku shalat
ied-nya di masjid, tapi ini karena ada suatu dan lain hal aku harus shalat ied
di Gresik tepatnya di dekat rumah kakakku. Malam sebelum shalat ied, kakak aku
sudah bilang kalau nanti shalat iednya nggak di masjid yang kebetulan masjidnya
ada di belakang rumah, tapi di jalan raya, yaap jalan raya jalan yang biasanya
dilewati berbagai macam kendaraan, dan katanya juga jalannya udah di tutup dari
malam ini.
Dan tibalah, kalau waktu shalat
dimulai sih karena memang sudah ada patokannya jadi ya pastinya nggak beda jauh
kan, shalat di mulai sekitar pukul 06.00, terlambat sedikit aja udah lewat
shalat ied-nya, karena setelah menggelar sajadah, duduk sebentar udah dimulai
shalatnya.
Ada hal yang unik menurut aku, kalau
di Pacitan berangkat untuk shalat ied, selain membawa mukena, infak kita juga
bawa nasi bungkus kalau di sini disebut dengan nama ‘tempelang’, tempelang ini kalau dulu biasanya dibungkus daun pisang,
kalau sekarang sebagian besar dibungkus pakai kertas nasi, meskipun masih ada
yang bungkus pakai daun pisang dan biasanya kalau yang dibungkus daun pisang
jadi primadona, karena membuat aroma dan rasa makanan jadi lebih sedap.
Kalau di sini, tidak bawa tempelang tapi membawa tikar, kalau aku bawa
tikar plastik, beberapa ada yang bawa koran, bahkan ada yang tikar besar agar
bisa dipakai p;eh beberapa orang, kereeen yaaa. Tapi sayangnya habis shalat
alas korannya tidak dibawa pulang, sebagain ada yang dikumpulkan di pinggir
sebagian ada juga yang dibiarkan begitu saja.
Dan Shalatnya benar-benar di tengah
jalan, jalannya kebetulan jalan kembar, dan dua jalur itu penuh dengan para
warga yang ingin melakukan shalat ied. Masyaa
ALLAH.
(Maaf
tidak ada foto-fotonya, karena tidak bawa ponsel, meskipun tidak ada bukti
nyata tapi berkesan dan tidak mudah dilupakan)
https://www.tribunnews.com |
Untuk Khotbahnya bagaimana?
Ini menjadi berbeda, karena apa?
Karena aku di sini adalah orang asing, yang tadi berangkat sendirian dan sampai
dilokasi tidak kenal siapa-siapa, jadi kalau biasanya ngobrol bisik-bisik
dengan orang disamping (dan bagian ini sumpah jangan ditiru yaa, tapi ada nggak
sih, yang waktu khatib khotbah suka bisik-bisik dengan orang yang disampingnya?
Yang aku tangkap dalam khotbah idul
adha tahun ini yaitu :
Semua penyakit umat dari zaman nabi Adam a.s hingga Nabi Muhammad SAW berkumpul jadi satu di zaman ini. (Pas kalimat ini sumpah aku pengen nangis, “YA ALLAH, jangan jadikan kami kaum-kaum seperti itu”).kalau kita ingin selamat dunia akhirat jauhi sirik, sirik sekarang bukan hanya menyekutukan ALLAH semata, tapi lebih kompleks, yaitu sirik dalam pekerjaan, sirik dalam perekonomian, sirik dalam pergaulan dsbnya.