Jika mereka bilang menulis itu mudah,
aku katakan itu salah. Karena saat menuliskannya ini aku butuh kekuatan hati
yang sangat besar dan bahkan akan ada air mata lagi. Dan inilah curahan hatiku.
Engkau pergi meninggalkan kami semua, di hari Minggu tanggal 29 Desember 2019. Aku tidak pernah menyangka bahwa kau akan secepat ini meninggalkan aku. Aku mengira kau akan menemani aku sampai aku menikah dan memberikan cucu kesekian untukmu, mengajari aku banyak hal tentang bagaimana dan seperti apa menjadi ibu, seperti yang kau lakukan kepada 2 anak perempuanmu. Tapi sayangnya semua itu tidak mungkin.
Buk......
- Seminggu Setelah Kepergianmu (05-01-2020)
Buk, mungkin jika kau melihat dan ada
ditengah-tengah kami, kamu pasti senang semua cucu dan anakmu kumpul di rumah
ini. dan kamu pasti menjadi orang yang paling sibuk dan lelah karena memastikan
bahwa makanan yang kau sediakan bisa cukup. Kau pasti akan bolak balik ke
dapur. Hari itu kau tidak ada di sini.
Buk, aku harus mencari kemana, kalau
kangen masakan mu....
Mas Agung datang dari Lampung dengan
istri dan anaknya, ia balik ke Lampung hari Sabtu. Tahu nggak buk, Adit cucu
yang ingin kau temui sebelum kau meninggal, ia ke Pacitan naik motor. Entah
bagaimana reaksimu kalau tahu.
Minggu itu rumah masih ramai, mbak Eni
dan Adit masih di rumah, mereka berdua balik ke Surabaya Minggu malam. Semua
terasa beda saat kau telah pergi.
- Minggu Kedua setelah kepergianmu. (12-01-2020)
Minggu itu, Mas Handi dan keluarga
kecilnya menginap dirumah Buk. Alhamdulilah ramai. Ibuk di sana sama siapa?
Pasti dengan mas – mas ku yang telah meninggalkan kami lebih dulu ya buk. Ibuk
di sana pasti bertemu mereka kan.
- Minggu Ketiga setelah kau pergi (19-01-2020)
Minggu ini mbak Eni datang Buk, jika
minggu kemarin Mas Handi yang nginep di rumah, minggu ini Mbak Eni dan Mbak Sri
yang nginep disini.
“De
Budhe, kudune bulek ke pas mamak sek neng kene, belajar masak, dadi ora bingung
saiki.” Ibuk tahu siapa yang bilang kayak gitu? Yang
bilang Ais buk. Aku Cuma diam, dan bilang ke Mbak Anjar yang sedang masak, “Aku ngiro mamak bakalan ngancani aku, marai
aku ngerumat bayi mbak.”
- Minggu Keempat setelah kau pergi (26-01-2020)
Mbak Sri nginep lagi buk minggu ini.
Tapi nginepnya bukan malam minggu tapi malam Sabtu. Hari Sabtu tanggal merah,
dan gak bisa nginep malam minggu karena malam minggu Farel ikut lomba catur.
Sayu dan Lia Jumat minggu ini akhirnya
datang ke makammu buk, kamu pasti bisa melihat mereka kan? kamu pasti bangga
dan senang buk di sana, semua cucumu bisa mendoakanmu dan pastinya mereka
kangen ibuk.
Farel bahkan bilang, katanya kangen
dipeluk mamak dan dinasehati pas kalau ke rumah.
Dari sekian anakmu yang merasakan
kehilanganmu dan sekian cucumu yang merasakan kerinduan padamu. Mungkin Bapak
yang paling berduka buk, bahkan bapak bilang, separuh nyawanya ikut hilang.
kami anak-anak disini dan semua cucu
tidak akan bisa menggantikan posisimu untuk Bapak Buk.
Aku masih suka menangis buk, tapi ibuk
gak usah khawatir disana, in shaa allah aku bisa dan aku berani. Sekarang gak
ada lagi yang aku peluk kalau ada suara petir. Gak adalagi yang aku peluk saat
lagi nonton tv. Ya allah buk aku kangen.
Doaku masih sama dengan sebelumnya
dalam setiap habis sujudku. Semoga ibu selalu diberi kebahagiaan baik di dunia
maupun diakhirat dan dijauhkan dari segala siksaan baik di dunia maupun
diakhirat.
Aamiin.
sumber foto :
cover : www.freepik.com
Foto 1 : www.freepik.com
foto 2 : www.freepik.com
foto 3 : www.freepik.com