Penyebaran Covid-19 yang merata di seluruh daerah
di Indonesia, menyebabkan pemerintah melarang warga untuk mudik ke kampung
halamannya. Tidak akan membahas perbedaan antara mudik atau pulang kampung dan
juga tidak akan membahas tentang mengapa tiba-tiba pemerintah memperbolehkan
warganya untuk mudik dengan segala aturan dan ketentuan yang berlaku.
Kalau pertanyaan mudik ya apa tidak ditunjukkan
kepadaku tentu jawabanya tidak, karena aku memang sudah tinggal dikampung juga.
Tapi jika aku diposisi sedang diperantauan dan melihat kondisi sekarang serta
melihat respon bapak dan keluarga in shaa
allah aku juga tidak akan mudik.
Kakak perempuan aku ada yang kerja di Surabaya.
Sebelumnya dia sudah dikasih tahu sama kakak laki-laki aku yang di sini (di
Pacitan), dia bilang kalau lebaran tetap mau pulang atau ingin lebaran di
Pacitan disuruh pulang ke Pacitan sebelum puasa, otomatis tidak bisa karena dia
di Surabaya punya tanggungjawab dengan pekerjaannya. Berencana akan tetap nekat
untuk pulang ke Pacitan, tapi sama Bapak langsung dilarang untuk pulang, di
Surabaya saja biar lebih aman untuk semuanya. Guyonannya “Ora usah muleh nyang Pacitan, mulio malah diisolasi neng balai desa 2
minggu. Rung sampai ketemu wes bali nyang Suroboyo.” (artinya : Tidak usah pulang ke Pacitan.
Meskipun pulang akan diisolasi di balai desa. Belum sampai ketemu sudah kembali
ke Surabaya.”
Intinya kita menjaga diri sendiri, melindungi diri
sendiri. Dengan kita melindungi diri sendiri kita juga sudah bisa melindungi
orang lain. Covid-19 tidak hanya ada di kota-kota besar, tapi sudah menyebar ke
seluruh daerah. Mungkin kita yang berada di perantauan sehat tidak ada indikasi
mengalami Covid-19, tapi kita tidak tahu bagaimana dengan keadaan di kampung
halaman kita, bagaimana kita nanti di
perjalanan, siapa saja yang kita temui selama perjalanan dan selama di kampung,
benda apa saja yang bakalan kita sentuh selama perjalanan dan selama di
kampung. Kita tidak tahu akan hal itu semua.
Kalau kita tidak tahu mengapa kita takut? Pasti
ada yang berfikir seperti itu. Karena apa yang kita lakukan adalah sebagian
dari bentuk usaha kita untuk tetap melindungi diri kita sendiri dan mengurangi
potensi penyebaran Covid-19 agar bisa segera berhenti dan hilang dari bumi
Indonesia.
Bertemu dengan keluarga setelah sekian lama tidak
lama memang menyenangkan, memendam rindu memang tidak enak. Setidaknya dengan
ini kita akan menghargai arti sebuah pertemuan, arti sebuah keluarga dan
setidaknya kita menjadi tahu bagaimana perasaan orang-orang yang masih tetap
bekerja selama libur lebaran.
Kita lakukan usaha dan doa semampu dan sebisa kita
dan bagaimana nanti hasilnya itu mutlak ketentuan ALLAH SWT. Jadi Mudik atau
tidak? Semua keputusan ada di tanganmu.