BEJI PARK DI PACITAN, WISATA WAHANA DI TENGAH HUTAN YANG SEJUK - RAGIL SAPUTRI

BEJI PARK DI PACITAN, WISATA WAHANA DI TENGAH HUTAN YANG SEJUK

  BEJI PARK DI PACITAN, WISATA WAHANA DI TENGAH HUTAN YANG SEJUK

 

Berada di jalur Pacitan Solo tepatnya di Jalan Raya Tumpak Rinjing Dusun Beji Desa Dadapan Kecamatan Pacitan Kabupaten Pacitan. Yap wisata ini tepat berada di pinggir jalan raya dan berada di area hutan yang sangat rindang dan sejuk. Karena berada tepat jalur Pacitan Solo, membuat jalur menuju Beji Park sangat mudah sekali.

Bisa menggunakan kendaraan roda dua ataupun roda empat, tidak usah khawatir masalah parkiran, karena sangat luas sekali, bahkan untuk bus pariwisata sekalipun.

Sebenarnya ini adalah kedua kalinya aku ke sana, tentunya fasilitasnya jauh lebih baik dan lebih banyak daripada yang pertama, disesuaikan dengan perkembangan zaman dan trend saat ini salah satunya.

PAGI HARI YANG SEJUK MENUJU BEJI PARK

Tidak ada rencana bahwa akan main ke sini lagi. Karena pagi itu sebenarnya hanya ada rencana ke Pancer Door, kemudian melipir ke Masjid Apung yang juga masih satu kawasan dengan Pancer Door, setelah makan satu mangkok cilok dengan niat sebagai ganti sepiring nasi untuk sarapan pagi dan satu cup jeruk hangat, tiba -tiba tercetus sebuah kalimat "ayo yang Beji Park sisan, mumpung west teko kene" (Ayo ke Beji Park sekalian, sekalian sudah sampai sini).

Awalnya agak ragu kalau belum buka, prediksi kita taman wisata begitu paling nggak buka sekitara pul 09.00 atau pukul 10.00, ternyata setelah di cek di google mereka buka dari jam 05.00 sampai jam 17.00, dan oke gaaas langsung meluncur ke sana tanpa pikir panjang.

Perjalanan dari Pancer Door menuju ke Beji Park tidak memakan waktu lama, kurang lebih sekitar 20 menitan seperti kami bertiga sudah sampai di Beji Park.  Menuju ke Beji Park kita melewati tempat wisata Senthono Gentong dan Museum Jendral Sudirman Tumpak Rinjing.

Sampai di sana jam 09.00 wib, masih sangat pagi bukan untuk sebuah kunjungan wisata. dan memang benar kami adalah pengunjung pertama hari itu. Luar bisa sekali yaa. Pengunjung pertama dengan tampilan acak adut, belum mandi pagi, kaos kaki basah karena kena air laut, tidak pakai make up sama sekali meskipun sekedar bedak. ha ha ha sungguh luar bisa sekali bukan.

Di sambut dengan suasana mendung dan senyum cerah para petugas jaga, kami masuk dengan perasaan penuh bahagia dan deg-degan. Dengan biaya tiket masuk untuk dewasa sebesar Rp.15.000,- sementara untuk anak-anak sebesar Rp 10.000,-.

JEMBATAN GANTUNG DARI POHON KE POHON BIKIN DEG-DEG AN

Tujuan pertama kami bertiga adalah "PERAHU KAYANGAN", dari pintu masuk kita ambil ke arah kanan, dan melewati jembatan. Tapi karena ingin sesuatu yang seru kita mencoba melewati jembatan yang bentangkan dari pohon satu ke pohon lainnya, seru deg-deg an, karena agak ngeri juga kalau lihat ke bawah.


 

Insha ALLAH jembatan aman, meski para pengunjung tidak ada pengamannya, tapi kondisi tali sangat bagus. Dan ada petunjuk bahwa untuk anak usia di bawah 5 tahun harus ada pengawasan dari orang tua.

Dari Perahu kayangan ini, kita bisa melihat view Pacitan dengan pemandangan pantai teleng ria yang sangat indah. Selain itu di Perahu Kayangan ini juga spot fotonya sangat bagus dan tentunya instagramable banget. 


 

SEPEDA GANTUNG, COBA TAPI TAKUT APA TIDAK COBA TAPI PENASARAN?

Setelah dari Perahu Kayangan, kita lewat jembatan lagi tapi ini dengan rute yang berbeda, tidak jauh dari jembatan tampak tulisan "SEPEDA GANTUNG" langsung nyeletuk "Weeh ada sepeda nyoba yuuk", tanpa di duga dan di sangka  suara aku terdengar dengan jelas oleh petugas jaga di bagian sepeda gantung.

Rp 15.000,- adalah biaya yang diperlukan jika berminat menguji adrenalin, menguji tantangan untuk diri sendiri dengan naik sepeda gantung.

Dan pada akhirnya dirikulah yang maju, dengan mempercayai apa yang mereka katakan yaitu "kamu duluan, kalau kamu berani aku setelah kamu."

Awalnya ku kira aku berani, setelah di pasang pengaman,kemudian mencoba naik sepeda, dan YA ALLAAAAHHH ngeri apalagi kalau lihat ke bawah.

Sepeda gantung ini di jalankan dengan dua alternatif cara, yaitu mengayuh sendiri atau dengan ditari dari ujung satunya. Katanya kalau mengayuh sendiri agak berat dikayuhan dan gerakankannya lebih terasa. Di kayuh dan ditarik itu kayaknya yang lebih menguntungkan.

Ternyata mengumpulkan keberanian itu tidak mudah, apalagi di tambah supporter dari pengunjung yang baru datang satu bus dan persiapan sarapan pagi di bawah sepeda gantung, malah bukan membuat nyali semakin menciut, karena beban itu semakin bertambah yaitu malu. (Karena semua melihat dan memberikan support untuk aku).

Hampir setengah jam mungkin aku persiapan, di sepeda. ada dua pilihan mengayuh atau di tarik. Dan aku tidak memilih keduanya. Aku memilih diam di tempat. Salut sama Mas petugasnya yang sabar dan selalu memberikan motivasi positif kepadaku.

Setelah agak berani aku bertanya ."Mas Kalau jatuh gimana." jawabanya "cuma gantung kok mbak"

Dan alhamdulilah dengan keberanian dan banyak teriaknya dengan di tarik mas aku bisa melewati sepeda gantung dengan muka pucat dan deg-degan, tapi lega juga setelah berhasil. Puasss banget meski sambil teriaaaaak.

Pas mau sampai, dengan penuh keyakinan masnya menawari "Mbak foto dulu ya buat dokumentasi" dengan tegas aku jawab "Wes kagak enek foto-fotoan, kesuen neng duwur." (Tidak foto-fotoan, terlalu lama di atas) ha ha ha, dan mas nya cuma tertawa. dan pada akhirnya kepikiran setelah itu tadi kalau minta foto kan lumayan buat dokumentasi pribadi ha ha, tapi waktu yang aku pikirkan cuma segera menyelesaikan misi. he he Dokumentasi ada, cuma dari belakang saja tidak ada full muka dari arah depan.


 

Setelah turun sambil menetralkan jantung karena takut dan malu, kami perjalan ke arah atas , tidak usah bertanya apa mereka berdua naik sepeda gantung apa tidak, jelas pasti tidaklah.

Ada banyak wahana permainan setelah sepeda gantung yaitu 'PAINT BALL', 'FLYING FOX'. dan beberapa permainan seperti perosotan, ayunan yang besar dan lebar cukup untuk dua orang dewasa.

Ternyata untuk main wahana PAINT BALL dan FLYING FOX para pengunjung perlu membayar lagi, besarnya sama dengan naik sepeda gantung untuk Flying Fox. Untuk satu kali permainan membayar sebesar Rp. 15.000,- sedangkan untuk Paint Ball ada paketannya tergantung mau ngambil yang berapa peluru, aku lupa dan sayangnya tidak ke foto juga besarnya tarif.

Flaying Fox sebenarnya aku ingin sekali merasakan naik wahana ini, dulu di Pacitan sembat heboh dengan keberadaan Flaying Fox di Pantai Taman aku belum pernah mencoba sama sekali. Tapi karena masih belum bisa melupakan ketegangan setelah naik sepeda gantung, aku mengurungkan niatku untuk mencoba wahana Flaying Fox.

Setelah itu kami mencoba menaiki jembatan gantung lagi, dan ini lumayan lebih panjang daripada yang lain, cukup lama disini hampir dua jam lebih, tidak terasa sama sekali. Karena memang tempatnya sejuk dan bikin betah.

Bagaimana dengan Fasilitas di BEJI PARK?

Fasilitas menjadi salah satu penunjang sebuah tempat pariwisata, bagaimana kondisi fasilitas dalam sebuah tempat pariwisata bisa berdampak positif ataupun negatif bagi kelangsungan tempat pariwisata tersebut.

beberapa fasilitas di BEJI PARK

  • Area parkir.
  • Area parkir di BEJI PARK sangat luas. Jadi jangan khawatir tidak dapat tempat parkir.
  • Kamar Mandi & Toilet.
  • Di Beji Park disediakan beberapa kamar mandi untuk para pengunjung.
  • Warung Makan dan Minum

dan fasilitas yang ini tentunya selalu di setiap tempat pariwisata, tidak usah khwatir kehausan atau sekedar mencari camilan, semua tersedia tinggal pilih mau warung yang mana.

Selain itu meski area hutan alam yang sangat terjaga dengan pohon-pohon yang tinggi menjulang mencakar langit, Beji Park sangat bersih dan rapi dalam hal penataan tempat juga.

Wisatawan yang berkunjung ke Beji Park tidak hanya dari Pacitan saja, tetapi dari luar kota juga datang untuk menikmati keindahan alam Pacitan.

Apa yang didapat setelah dari BEJI PARK?

Setelah ke sini, menyadarkan satu hal kepadaku bahwa Kalau sudah maju pantang untuk menyerah atau kembali."

Akhirnya jalan-jalan hari di Beji Park, setelah ini kita pulang ke rumah atau mampir ke Senthono Gentong?

Tunggu di postingan selanjutnya.

 


 

Disqus Comment

Formulir Kontak